“Berapa IPK kamu sekarang?”
“NGGGGG…”
“Berapa?”
“Jelek, Pa.”
*Papa pun mengerutkan dahi*
IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh
nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari
orangtua). Selain jadi bukti pada orangtua kalau kamu niat kuliah, IPK
juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat
pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika
kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.
Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus
menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu
harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.
Tapi sebenarnya kamu tidak perlu merasa sial. Justru jika kamu bisa
mengakali keadaan tak ideal ini, kamu bisa tumbuh menjadi mahasiswa
“paket istimewa”.
Mahasiswa paket istimewa? Yup. Daripada menangisi angka IPK, lebih baik kamu memikirkan hal-hal di bawah ini saja!